TerasMedia Jakarta – Pasca pandemi kegiatan ekspor menjadi salah satu andalan Indonesia untuk komponen Produk Domestik Bruto (PDB) yang dapat mendorong pemulihan Ekonomi Indonesia (PEN). Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Perdangan RI saat ini terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor.
Kinerja ekspor Indonesia yang meningkat pada Juni 2022 lalu diharapkan bisa menopang pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor Indonesia pada bulan Juni 2022 mencapai US$ 26,09 miliar, meningkat dibanding ekspor bulan Mei 2022 sebesar US$ 21,51 miliar.
Dari jumlah tersebut, kontribusi ekspor melalui UKM dinilai masih relatif rendah. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan, sebanyak 65 juta UMKM hanya menyumbang 15 persen dari total nilai ekspor nasional.
Menanggapi hal tersebut, Azka Aufary Ramli selaku Ketua Bidang Perdangangan DPP AMPI mendorong Kementerian Perdagangan untuk terus menggenjot UKM Ekspor melalui keterlibatan anak muda sebagai pemula.
“Seperti yang kita ketahui UKM adalah pendorong roda ekonomi bangsa, namun sangat disayangkan jumlah UKM ekspor Indonesia masih sangat kecil. Perlu ada program yang nyata dari pemerintah untuk mecetak lebih banyak UKM pemula dengan mendorong minat anak muda, sehingga massif dan bisa go international.” Ucapnya
Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan sendiri telah mencanankan lima startegi untuk mendorong sektor. Kelima strategi tersebut yaitu pertama memelihara pasar ekspor dan produk utama. Kedua, fokus pada usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor. Ketiga, melakukan penetrasi pasar nontradisional. Keempat, memanfaatkan perjanjian dagang. Kelima, reformasi regulasi, khususnya turunan Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker).
Menurut Azka, Kinerja ekspor meningkat terutama didorong kembali naiknya ekspor produk sawit sebagai salah satu produk utama dan sejalan dengan strategi Kemendag yang pertama.
Namun, berbanding terbalik dengan strategi kedua karena sektor ekspor masih dikuasai oleh usaha besar.
“Sektor UKM masih membutuhkan bantuan dan dorongan baik dari pemerintah maupun sektor usaha besar untuk melakukan penjajakan ekspor. Kurangnya pengetahuan dan pemanfaatan teknologi terkait ekspor menjadi kendala rendahnya kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional tersebut.” Tambahnya
Dikatakan Azka, bahwa pemerintah perlu merangkul mitra strategis terkhusus yang fokus pada komunitas-komunitas UKM pemula. Untuk mendapatkan pelatihan UKM dan penggunaan platform-platform digital yang tepat sasaran.
“Sebagai organisasi kepemudaan, AMPI dalam hal ini Bidang Perdagangan siap menjadi mitra strategis dan berkolaborasi bersama Pemerintah terkhusus Kementerian Perdagangan untuk mendorong minat anak muda menjadi UKM pemula, juga menjembatani memberikan pelatihan dan pendampingan hingga mampu menjadi UKM yang mampu melakukan ekspor.” Tutup Azka.