Terasmedia.co, TANGERANG – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tangerang gelar Lokakarya Kepenulisan bertajuk inklusi sosial Kota Tangerang di Aula Palapa Kodim 0506 Tangerang, Sabtu (21/1/2023).
Dalam kesempatan itu, turut hadir Irvansyah Asmat Anggota DPR RI periode 2009-2014, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kota Tangerang Feriyansyah menjadi pemateri ratusan kader IMM.
Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Kota Tangerang Akrim Lahasbi mengatakan Lokakarya Kepenulisan ini merupakan salah satu langkah maju yang Inklusif dalam melihat potensi kader-kader yang semakin sadar akan literasi menulis.
Baca juga : GAS TERUS….!Digugat Mahasiswa Program Doktoral Hukum, Prof Gayus Lumbuun Celaka
“Tentu sebagai bidang yang diharuskan dan diwajibkan mengakomodir kebutuhan keilmuan tentu ini langkah cukup baik diambil dengan mengadakan Lokakarya Kepenulisan ini. Semoga kedepan IMM Kota Tangerang melahirkan banyak penulis yang hebat” ujar Akrim Lahasbi kepada wartawan, Sabtu (21/1/2023).
Senada, Ketua Umum IMM Kota Tangerang Mohammad Robby mengungkap dalam tema besar inklusi, upaya berbicara solusi dan literasi untuk kemajuan Kota Tangerang aspek sosial. Berkarya dalam kehidupan sosial harus nyata dengan segala ketulusan islami.
“IMM siap mengakomodir kebutuhan keilmuan kader dan melahirkan penulis hebat. Karna membaca kita akan mengenal dunia dan ketika kita menulis maka kita dikenal dunia,” kata Robby.
Baca juga : Pemuda Harus Melek Politik
Sementara itu, Irvansyah Asmat legislator periode 2009-2014 menyampaikan bahwa anak muda generasi milenial dan Z penting untuk berdampingan bersama kaum marjinal.
Tentu saja dengan akses politik yang baik dapat memberikan kebijakan yang bersifat aspiratif apalagi berkaitan dengan inklusi sosial.
“Karena secara sosial juga sering ditemukan di sekitar banyak kaum marjinal dan dimarjinalkan secara hukum norma undang-undang, karena undang-undangnya tidak ramah terhadap kelompok-kelompok minoritas,” ujar Irvansyah.
Ketua DPC PDI Perjuangan Tangerang ini berpendapat bahwa fenomena orang perkotaan juga menjadi penyebab adanya inklusi sosial, dimana kecenderungan hidup yang indvidual sehingga ada kelompok termarjinalkan oleh ketidakpedulian.
“Hal tersebut di picu oleh rendahnya aktivitas sosial yang bermuara pada marjinalisasi kelompok rentan di lingkungan perkotaan tersebut. Dalam hal partisipasi kebijakan, kita berhak dan wajib dalam mengikuti proses itu,” papar Bang Jivan sapaan akrabnya. (rls/4r).