Terasmedia.co Jakarta – Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menceritakan soal perjuangannya melawan orde baru di tahun 1998. Dia menyebut Ketua Komisi VI Faisol Riza juga Ketua DPP PKB pernah diculik saat rezim orde baru.
“Saya juga bareng Ketua Komisi VI Pak Faisol Riza yang membidangi BUMN, Kementerian Perdagangan, banyak lah lembaga-lembaga ini. Dulu aktivis mahasiswa berjuang sama-sama mulai dari gerakan pemikiran, advokasi, belain rakyat kecil sampai demo, demo ingin Indonesia menjadi negara demokrasi bebas, tidak ada tekanan, tidak ada paksaan,” kata Cak Imin di acara Kuliah Umum bersama civitas Mahasiswa UMRI, di Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/12/2023).
Cak Imin mengatakan dulu masyarakat tidak boleh berkumpul bahkan membaca buku dibatasi oleh pemerintah. Dia pun menceritakan pengalamannya bersama Faisol Riza melawan rezim otoriter orde baru berjuang menjadi rezim demokrasi.
“Dulu, semua ngumpul gini nggak boleh, semua membaca buku yang penting nggak boleh, dibatasi oleh pemerintah. Makanya kita berjuang termasuk Pak Riza ini berjuang rezim otoriter orde baru harus ganti menjadi rezim demokrasi,” tuturnya.
Cak Imin mengatakan pada saat itu Indonesia berhasil reformasi. Rakyat punya hak pilih dan berhasil menjadi negara demokrasi.
“Alhamdulillah 98 berhasil reformasi terjadi rakyat punya hak pilih. Kemudian rakyat menentukan siapapun bisa jadi DPR, siapapun bisa jadi menteri, siapapun bisa jadi presiden/wakil presiden asalkan rakyat menghendaki, kira-kita begitulah demokrasi,” pungkasnya.
Cak Imin kemudian bercerita soal Faisol Riza pernah diculik order baru. Cak Imin mengatakan Faisol Riza diculik, disiksa oleh Tim Mawar.
“Pak Riza ini, saking hobinya demo, gerakan rakyat sampe diculik dulu. Diculik oleh rezim orde baru, tim mawar dihilangkan harusnya sudah hilang dia ini. Tapi Allah memberikan dia pertolongan disiksa segala macem bisa selamat. Allah memberikan pahala akhirnya bisa jadi Ketua Komisi DPR RI,” ucapnya