Terasmedia.co Jakarta – Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar merespon tentang adanya keluhan kelangkaan pupuk subsidi oleh Petani di Desa Cikadu, Kecamatan Cibeber. Menurut Deni, berdasarkan data realiasasi Kecamatan Cibeber, serapan urea sampai bulan Desember 2023 baru 15,14 peresen, dan NPK baru 49,0 peresen.
“Artinya pupuk masih tersedia dan alokasi masih tersedia banyak, ” Kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar lewat pesan Whatsapnya, Senin (25/12/2023)
Selanjutnya, pengakuan Deni, pihaknya telah mengkonfirmasi Kios Satria Mulya Jaya dan distributor. Kata Deni, saat ini stok pupuk baik urea dan NPK di kios masih tersedia dan tidak langka.
“Sejak januari sd Desember penebusan desa Cikadu sebanyak 20 ton urea dan 20 ton NPK. Saya sudah meminta ke distributor untuk mengecek ketersediaan pupuk dan segera mengirim (memenuhi persediaan di kios) untuk mengantisipasi kelangkaan jika stok di kios kurang,” ucap Deni.
Disinggung tentang berapa data jumlah penerima pupuk bersubsidi dan harga yang ditetapkan untuk para petani di Cikadu ataupun Kecamatan Cibeber. Pihaknya tidak memberikan jumlah data penerima tersebut, tapi Deni mengatakan untuk data penerima pupuk bersubsidi itu adanya di Kios.
“Data penerima ada di kios pak,” jelas Deni.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) (Wabendum DPP HKTI-red) Camellia Panduwinata Lubis atau Teh Cemel merespon tentang adanya dugaan kelangkaan pupuk bersubsidi di Desa Cikadu Lebak, Banten. Menurut Camellia, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan HKTI Banten dan Pemerintah dalam menindaklanjuti keluhan masyarakat.
“Kita akan coba selidiki penyebabnya apa dan akan berkomunikasi dengan HKTI Banten maupun pemerintah daerah,” kata Wakil Bendum DPP HKTI, Camellia lewat pesan whatsapnya, Jumat (22/12/2023)
Lebih lanjut, Teh Camel pun mendorong agar terpantaunya oleh publik tentang data penerima pupuk bersubsidi di Cikadu, Cibeber Lebak. Sebab, kata Camellia, hal tersebut sangat penting untuk memastikan penyaluran sesuai dengan kuota pemerintah dan tidak disalah gunakan oknum.
“Kita harus pastikan dengan data penerima yang jelas, maka tidak ada isu kelangkaan pupuk di Cikadu, Cibeber Lebak. Istilah kelangkaan itu muncul karena datanya tak jelas,” tegas perempuan cantik tersebut.
Selain itu, Camellia juga meminta kepada kelompok tani agar memasukkan data petani yang benar-benar akurat. Karena, kata Camellia, bisa saja bukan stok pupuk yang langka melainkan masalah data petani serta masalah di distribusi tingkat toko atau agen yang tidak tepat sasaran.
“Jangan sampai yang tidak berhak mendapat pupuk subsidi dimasukkan ke data calon penerima,” ujar Camellia.
Selain itu, ia juga meminta pemerintah untuk meningkatkan anggaran pupuk subsidi demi meningkatkan hasil tani yang berkualitas dan mendukung usaha budidaya tanaman atau ketahanan pangan sebagaimana yang sering disampaikan Presiden Joko Widodo.
“Anggaran ditambah lagi kalau memang serius mendukung ketahanan pangan kita. Ketahanan pangan gagal kalau pupuk tidak optimal karena kualitas hasil tani dipengaruhi dari pemupukan kita juga,” beber Camellia.
Sementara itu, Sekertaaris Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Kabupaten Lebak, Riswandi meminta kepada Dinas Pertanian Kabupaten Lebak untuk turun ke lokasi dan memastikan ketersediaan pupuk subsidi agar bisa dijangkau oleh para petani. Kata Risawandi. Dinas Pertanian tidak boleh hanya konfirmasi tapi tidak ke lokasi untuk memastikan ketersediaan pupuk subsidi untuk para petani.
“Harus terjun ke lapangan, untuk memastikan harga, stok dan tak ada yang bermain main dengan kelangkaan pupuk, ” tutup Riswandi.