TerasMedia.co,TANGERANG | Pemerintah Kabupaten Tangerang terus berkomitmen melakukan upaya penurunan stunting yang terjadi saat ini. Berbagai upaya dilakukan melalui terobosan-terobosan program yang diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Keseriusan hal tersebut terlihat saat Pemerintah Kabupaten Tangerang melakukan Analisa Situasi Stunting yang berlangsung di Aula Pendopo Bupati Tangerang pada Senin, (15/5/23).
Pada kesempatan tersebut, Kepala DPPKB Kabupaten Tangerang dr.Hendra Tarmizi, MARS menjelaskan, sesuai amanat Peraturan Presiden no 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Saat ini Pemerintah Kabupaten Tangerang terus gencarkan melakukan upaya penurunan stunting melalui terobosan program-program yang ada, sementara pada tahun 2024 mentargetkan penurunan angka stunting 14%.
Menurutnya, melalui gerakan-gerakan yang integrasi dengan berbagai pihak terkait dalam melakukan peningkatan pelaksanaan intervensi gizi guna percepatan penurunan stunting. Maka saat ini angka stunting di Kabupaten Tangerang terus alami penurunan.
“Dalam hal ini TPPS terus menggenjot cakupan pelayanan dalam penurunan stunting. Baik cakupan layanan essensial maupun cakupan layanan supply,”ungkap dr Hendra Tarmizi saat dikonfirmasi Terasmedia.co pada Selasa (16/5/2023).
Hendra mengatakan dari data hasil bulan penimbangan balita pada bulan Agustus 2022 dan februari 2023, terdapat penurunan jumlah dan prevalensi balita stunting dari 9.016 (3,66%) menjadi 6.819 balita (3,01%).
“Angka stunting terus alami penurunan dari jumlah 8 ribu sebelumnya saat ini sudah mencapai 6 ribu artinya sudah mencapai 2,7%,”pungkasnya.
Sementara itu, Hendra juga menjelaskan keluarga resiko stunting ialah dimana keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor resiko stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja putri/calon pengantin/ibu hamil/anak usia 0-23 bulan /anak usia 24-59 bulan berasal dari keluarga miskin, Pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk,dan air minum tidak layak.
Sedangkan dari pendataan keluarga 2021 (PK-21) jumlah keluarga resiko stunting (KRS) sebanyak 354.731 keluarga, dan hasil pemutakhiran data tahun 2022 jumlah KRS tiap Kecamatan menurun dengan rata-rata penurunan 61,10% menjadi sebanyak 138.002 Keluarga.
“Hanya pada Kecamatan Mekar Baru terdapat kenaikan KRS sebesar 17.13% dibanding tahun sebelumnya,”tutur Hendra.
Lanjut Hendra mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tangerang terus komitmen menjalankan amanat Perpres nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan baik. Ini semua berkat stakeholder bersama TPPS Kabupaten Tangerang dapat bergerak cepat dan berkolaborasi dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Tangerang.
“Dengan Pemetaan dan Analisis situasi ini diharapkan kita bisa terus bergerak tepat untuk menurunkan stunting di Kabupaten Tangerang,”harap dr Hendra.