Terasmedia.co, Banten – Jalan Nasional Cikande-Rangkasbitung (Cirabit) rusak parah, persisnya di perlintasan rel kereta api Citeras yang sudah banyak memakan korban, baik kendaraan yang mengalami patah as dan per saat melintas di titik tersebut, maupun korban luka luka dan patah tulang akibat terperosok ke dalam lubang jalan yang mencapai kedalaman hampir setengah meter tersebut.
Hal tersebut mendapatkan sorotan dari Wakil Ketua I Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Provinsi Banten, Yusuf Reza Soleman, Senin (11/4/2023)
“Ini mau lebaran, dan jalan itu pasti akan ramai dilalui oleh pemudik. Harusnya BPJN (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional -red) Banten jangan tutup mata dan membiarkan jalan rusak yang menyebabkan kecelakaan,” kata Yusuf Reza Soleman yang kerap disapa Yures kepada awak media ,Senin (10/4/2023).
Lebih lanjut, kata eks aktivis 98 dari Banten tersebut menjelaskan bahwa kerusakan ruas jalan nasional yang menjadi tanggungjawab BPJN di Provinsi Banten itu, khususnya di ruas Cikande-Rangkasbitung (Cirabit) yang baru saja dilakukan perbaikan, namun tidak lama kemudian jalan tersebut kembali rusak yang menyebabkan banyaknya kecelakan lalu lintas.
“Pemerintah tidak boleh menunda perbaikan jalan yang rusak dengan alasan anggaran belum turun atau alasan lainnya, karena bisa menggunakan dana preservasi yang sudahdiatur dalam UU Nomor 22 tahun 2009,” ucap Yures dengan nada tegas.
Menurut Yures,, selain bertanggung jawab terhadap korban kecelakaan akibat jalan rusak, pemerintah yang bertanggung jawab dibidang sarana prasarana jalan juga wajib membuat tanda atau isyarat disekitar jalan yang rusak maupun yang sedang dalam perbaikan.
“Pemerintah pusat hingga daerah harus memahami bahwa lalu lintas itu merupakan urat nadi kehidupan. Maka, pemerintah wajib mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas),” ujar Yures.
Seharusnya, kata Yures, menjelang arus mudik ini pemerintah khsusunya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perhubungan harus mengecek kelayakan jalan yang akan dilalui nantinya oleh pemudik.
“Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan jangan hanya menerima laporan dari anak buhnya yang di daerah, namun harus menerjunkan tim inspektorat ke daerah mengecek kelayakan jalan menjelang arus mudik ini,” beber Yures sambil bersuara lantang dengan menggebrak meja makan.
Yures juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan dan evaluasi untuk mengetahui apa penyebab kerusakan jalan di ruas Ciknde Rangkasbiutng yang terus berulang itu.
”Apakah karena kendaraan yang kelebihan tonase atau karena pengerjaannya tidak sesuai dengan bestek. Siapapun yang terindikasi menjadi penyebab terjadinya kerusakan jalan itu harus diseret ke meja hijau untuk duminta pertanggungjawabannya,” jelas Yures.
Salah seorang sopir Truk Rangkasbitung – Tanjung Priuk, Mulyadi (34) tahun mengaku sudah lama mengeluhkan kerusakan jalan Nasional di ruas Cikande-Rangkasbitung.
“Mobil saya baru tadi pagi mengalami patah as saat terperosok ke dalam lubang jalan di lintasan rel kereta api di Citeras, sehingga terpaksa diderek ke terminal untuk diperbaiki,” tutur Mulyadi yang biasa disebut Koyod.
Koyod mengaku kerap melihat pengendara yang terperosok ke dalam lubang jalan di perlintasan rel kereta api Citeras, terutama pada malam hari dan subuh.
”Tiga hari lalu ada satu keluarga naik sepeda motor yang masuk ke dalam lubang jalan di Citeras dan anaknya luka luka,” tutur Koyod.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen ) ruas Cikande-Rangkasbtung, maupun dari kepala BPJN Banten atas kerusakan ras jalan Cikande-Rangkasbitung tersebut. Awak media masih berusaha melakukan konfirmasi.