Terasmedia.co Kutai Barat – Mantan Bupati Kutai Barat, Ismail Thomas diduga melakukan kampanye negatif di dalam gereja pada Desember 2022 lalu. Hal ini bermula pada saat Ismail diminta untuk memberikan sambutan pada Perayaan Natal di sebuah Gereja di Kutai Barat pada Desember 2022 lalu. Bukan, memberikan petuah bijak ataupun kalimat yang menenangkan umat, Ismail dalam kesempatan tersebut justru mengeluarkan kampanye negatif terhadap Pemerintah Kutai Barat. Rekaman kampanye negatif Ismail Thomas tersebut kini bahkan viral di masyarakat.
Ismail yang kini menjabat sebagai Anggota DPR RI itu dengan tegas langsung membedakan masa kepemimpinannya sebagai Bupati dengan FX Yapan yang diketahui sebagai Bupati Kutai Barat Dua Periode. Salah satu yang jadi bahan kampanye negatif Ismail Thomas adalah keberlanjutan pembangunan JembatanAji Tullur Jejangkat (ATJ) yang kini masih mangkrak. “Saya ingin menyampaikan keadaan yang sebenarnya yang terjadi setelah saya tidak lagi menjabat sebagai Bupati Kutai Barat, antara lain proyek jembatan ATJ yang mangkrak karena tidak ada dana,” kata Ismail.
Baca juga : Program Unggulan Polres Berau Kaltim Untuk Pemeliharaan Kamtibmas “Bubuhan Bekesah”
Ia mengklaim pada saat kepemimpinannya Jembatan ATJ sudah dianggarkan secara multi years atau tahun jamak, namun menurut Ismail tidak dilanjutkan oleh Bupati setelahnya. Selain masalah jembatan ATJ, Ismail juga mengungkit ungkit perihal keberlanjutan pembangunan Pelabuhan Royoq dan beberapa proyek termasuk keberlanjutan proyek Poltek di Kutai Barat.
Bukan itu saja, di depan jamaah gereja pada acara Natal, Ismail juga mengklaim bahwa dirinya merasa difitnah karena pada saat kepemimpinannya meninggalkan hutang yang banyak.Kampanye negatif Ismail tak berhenti sampai disitu, bahkan Ial menyebut jika aparat di Kutai Barat sudah buta mata dan buta hati.
“Ini di dalam gereja saya tidak mungkin berbicara selain kebenaran. Aparat Penegak hukum sudah buta mata buta hati,” celetuknya.
Usai melakukan kampanye negatif kepada Pemerintah Kutai Barat, ternyata Ismail langsung menegaskan jika daerah tersebut harus dipimpin oleh sosok adik Iparnya yakni Hilarion. “Terus terang, pada malam ini ada Hilarion yang siap akan mengubah kondisi seperti ini, jangan berlarut, cukup kita menderita dari 2016 sampai 2024 dengan kebohongan-kebohongan” ujar Ismail
Kampanye negatif Ismail di gereja ini, ternyata ada maksud tersendiri untuk menaikkan pamor adik iparnya, Hilarion yang digadang bakal maju sebagai Bakal Calon Bupati Kutai Barat pada Pilkada 2024 mendatang. Sejumlah pihak bahkan menyebut apa yang dilakukan Ismail tak lain merupakan politisasi gereja untuk kepentingan Pilkada.