Terasmedia.co Jakarta – Sepak bola Indonesia sedang berduka, usai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan 127 orang meninggal. Sejumlah pihak bertanggung jawab atas kematian yang berjumlah ratusan orang ini.
Hal tersebut membuat Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Pangeran Khairul Saleh buka suara, menurutnya salah satu pihak yang bertanggung jawab adalah PT LIB (Liga Indonesia Baru) selaku pelaksana kompetisi Liga 1 ini. Pangeran Khairul Saleh mengunkap rasa sedih atas peristiwa tragis yang menyelimuti sepak bola Indonesia.
“Saran saya, pihak kepolisian wajib segera periksa Direktur Pelaksana PT LIB. Perlu diusut lebih jauh apa alasan pihak pelaksana tetap bersikeras dengan jadwal pertandingan jam 20.00, sementara Kapolres Malang AKBP Firli Hidayat sebelumnya justru meminta untuk memajukan jadwal pertandingan di sore hari, yaitu jam 15.30?” ucap Wakil Ketua komisi III DPR RI.
Sebelum pertandingan pihak panpel Arema telah mengirimkan permohonan agar dilakukan perubahan jadwal peertandingan ke sore hari, namun permohonan tersebut ditolak oleh PT LIB.H al ini juga dipertanyakan oleh wakil ketua komisi III DPR RI.
“Mengapa pihak pelaksana PT LIB bersikeras dengan jadwal malam hari? Apakah ada tendensi dengan judi online, jika jadwal pertandingan dilaksanakan malam hari? Pihak PT LIB harus memberikan keterangan secara komperhensif dan bertanggung jawab atas kelalaian yang menyebabkan tragedi tragis ini,” ujar legislator asal dapil pemilihan Kalsel tersebut.
Sebelumnya, diberitakan Polda Jatim menyebut ada 127 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, tadi malam. Kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema versus Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Pertandingan dimenangkan Persebaya Surabaya.
Sementara, berdasarkan data yang didapat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), korban tewas bertambah menjadi 153 orang.
Sebanyak 125 Aremania dikabarkan menjadi korban tewas dalam insiden tersebut. Sementara itu, terdapat dua Anggota Kepolisian yang juga dikabarkan tewas. Mayoritas para korban meninggal dunia karena sesak nafas dan terinjak-injak usai pihak kepolisian melempar gas air mata untuk melerai kerusuhan.
“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal, di stadion ada 34,” beber Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta di Mapolres Malang. (Jum/Red)