Terasmedia.co Gorontalo – Menindaklanjuti Memorandum of Understanding antara Polda Gorontalo dan Universitas Negeri Gorontalo yang ditandatangani pada 3 November silam, UNG dan Polda Gorontalo mulai menggagas hingga membahas lanjutan Sekolah Kearifan Lokal bagi anggota Polri.
Rektor UNG Dr. Ir Eduart Wolok, ST., MT. pada pertemuan dengan Kepala Biro SDM Polda Gorontalo Kombes Pol. Agus Nugroho, S.I.K., M.H mengatakan bahwa penyesuaian pemahaman akan kearifan lokal menjadi penting bagi Polri dikarenakan persepsi masyarakat yang berbeda di tiap daerah.
“Ketika persepsi masyarakat kita sikapi dengan pola yang berbeda atau secara normatif semata maka akan semakin rumit, pemahaman akan kearifan lokal menjadi penting,” terangnya.
Baca juga : Pelepasan Saka Bhayangkara Polda Gorontalo Ikuti Pertikaranas IV 2022 di Sumsel
Ia melanjutkan, dengan memahami kearifan lokal dan memiliki pengetahuan, peserta Sekolah Kearifan Lokal bagi anggota Polri diharapkan peserta akan dapat beradaptasi dengan budaya Gorontalo.
“Program ini kita harapkan menjadi baseline dari akulturasi anggota Polri dengan masyarakat lokal dan kita berharap kedepan akan menjadi contoh bagi tempat lain,” harapnya.
Kepala Biro SDM Polda Gorontalo Kombes Pol. Agus Nugroho, S.I.K., M.H mengatakan bahwa Sekolah Kearifan Lokal akan menjadi bekal untuk menunjang tugas pokok fungsi Polri yaitu perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat.
“Di Polda Gorontalo kami selalu mendengungkan Moodelo Ayuwa atau teladan pada junior-junior kami untuk mengangkat kearifan lokal yang ada di sini,” jelasnya.
Di sela-sela pertemuan yang membahas kurikulum Sekolah Kearifan Lokal, Wakil Rektor Bidang Akadamik, Dr. Harto Malik, M.Hum menyampaikan jika pendekatan Restorative Justice yang digagas oleh Polri memerlukan pengetahuan dan kompetensi pranata sosial-lokal bagi anggota Polri.