Terasmedia.co Bandung – Di bulan Ramadan 1444 Hijriyah, warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Rutan Kelas I Bandung menjalani full kegiatan keagamaan.
Seperti pada Senin 3 April 2023 pagi, puluhan warga binaan yang berstatus narapidana dan tahanan menjalani pengajian rutin di Masjid Al Hidayah.
Ada yang mengaji menggunakan Alquran, adapula yang masih membaca Iqro.
Warga binaan tua, muda berkumpul duduk bersila membaca Quran di halaman Masjid Al Hidayah di dalam rutan.
Ada pula napi yang menjalani salat Dhuha. Muhammad Raihan, salah satu narapidana yang dipercaya sebagai pengajar di Majelis Taklim Al Hidayah Rutan Bandung kepada Awak Media mengatakan, selama Ramadan full diisi kegiatan keagamaan.
Baca juga : Kakanwil Jabar Kunjungi Lapas Cikarang dan Bapas Bekasi, Berikut Isi Percakapanya
“Alhamdulillah Ramadan ini kami adakan kajian rutin dan halaqah Al Qur’an, tahsin juga kita ajarkan,” kata Muhammad Raihan ditemui Senin 3 April 2023.
Raihan mengatakan, ada setidaknya 50 narapidana yang menjadi santri belajar membaca Alquran.
Rata-rata, kata Raihan, banyak yang belum bisa baca Quran, sehingga harus memulainya dengan iqro.
Sedangkan bagi yang sudah lancar dan bagus bacaannya diperbantukan untuk ikut mengajar.
Para narapidana ini kata Raihan datang dengan sendirinya untuk belajar Quran.
“Ada yang belum pernah belajar (Alquran) sama sekali. Ya mereka sendiri yang mau datang, ya intinya kita harus sabar mengajari mereka dari nol,” ungkap pria yang sudah tiga tahun mendekam di Rutan Bandung ini.
Setelah pengajian, kegiatan dilanjutkan dengan kajian rutin. Rutan mengundang ustad dari luar untuk mengisi kajian setiap hari.
Ini juga : Kanwilkumham Jabar Ikuti Kick Off MOOC Pemasyarakatan Belajar
“Ada kajian tauhid, fiqih dan hadits. Ada temanya. Seperti hari ini sedang membahas fiqih salat,” ungkapnya.
Setelah pengajian, kegiatan dilanjutkan dengan kajian rutin. Rutan mengundang ustad dari luar untuk mengisi kajian setiap hari.
“Ada kajian tauhid, fiqih dan hadits. Ada temanya. Seperti hari ini sedang membahas fiqih salat,” ungkapnya.
Ato Rusmanto salah satu narapidana di Rutan Bandung yang ikut serta mengaji mengatakan, sudah lima bulan dirinya belajar mengaji di Rutan Bandung.
“Saya di luar (rutan) belum bisa baca Quran sama sekali. Makanya saya masuk majelis taklim Al Hidayah supaya bisa baca Quran,” ungkapnya.
Ato kemudian belajar dari tahap iqro, setelah tiga bulan ia naik ke Alquran.
“Ya harapannya setelah keluar bisa baca Quran, bisa ngajarin anak di rumah,” ungkap pria yang divonis empat tahun tiga bulan karena kasus Narkoba ini.
Kepala Rutan Kelas I Bandung Suparman menjelaskan, di bulan suci Ramadan ini pihaknya menghidupkan nuansa Ramadan dengan full kegiatan Islam.
Aktivitas kata Suparman dimulai dari sahur, dilanjutkan salat subuh.
“Mulai jam 10 pagi ada pesantren kilat. Kegiatannya diisi salat sunah, membaca Alquran, kemudian kajian rutin yang diisi ustad dari luar yang kami sudah kerja sama. Lalu dilanjutkan salat zuhur berjamaah,” ungkap Karutan Suparman.
Kegiatan dilanjutkan saat berbuka puasa, salat magrib dan isya. Kemudian tarawih berjamaah di Al Hidayah.
Masjid tersebut bisa menampung 400 warga binaan yang hendak salat.
“Karena kapasitas (masjid) terbatas kami gilir. Setiap hari gantian per blok. Kalau misalnya hari Senin yang tarawih warga binaan yang salat blok A. Maka di hari Selasanya yang tarawih dari blok B, begitu seterusnya,” papar Suparman.
Setelah salat tarawih, narapidana yang ingin tadarus Alquran diperbolehkan hingga pukul 21.00.
Ini juga : Kanwilkumham Gelar Razia Serentak Untuk Kamtib Lapas Perempuan Di Jakarta
“Tadarus tiap malam setelah salat tarawih ada 10 orang tadarus. Minimal satu malam satu juz dibaca mereka,” ungkapnya.
Suparman mengatakan, pihaknya sengaja menghidupkan suasana Ramadan, sehingga warga binaan bisa banyak berkegiatan positif.
Ia berharap setelah bebas, narapidana bisa melanjutkan kehidupan yang baik berbekal ilmu agama yang didapat dari rutan.(Deni)