Terasmedia.co Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Demer menegaskan bahwa di era kini dan masa depan tentunya kita bakal menghadapi perang ekonomi bukan lagi perang ideologi, untuk itu penting kita membentuk adanya ketahanan ekonomi.
“Kita lupa bahwa sekarang ini bukan lagi yang namanya perang ideologi, tapi perang ekonomi, yang harus kita mulai bangun adalah kekuatan ekonomi. Diskusi yang banyak diselenggarakan seharusnya lebih banyak membahas masalah ekonomi, kalau politik oke, karena itu kita tidak bisa lepas dari kehidupan yang namanya politik. Tapi yang paling menonjol saat ini adalah ekonomi. Bagaimana kita bisa merambah ekonomi negara lain, termasuk juga bagaimana kita membangun ekonomi kita di dalam negeri,” ungkap Legislator dari fraksi Golkar, Rabu (2/11)
Baca juga : Pembacaan Putusan Kasus Meme Stupa Mirip Jokowi di PN Jakarta Barat, Roy Suryo Malah Tak Hadir
Demer juga mengusulkan untuk lebih banyak lagi diadakannya forum-forum diskusi perihal masalah ekonomi.
“Itu mestinya 70 persen diskusi yang ada pada ranah publik harusnya membicarakan mengenai ekonomi. Karena usaia pilkada serentak lalu kemudian pileg dan pilpres pada 2024, setelahnya kita akan berbicara tentang ekonomi dan lebih ke kesejahteraan umum tentunya,” jelas Demer dalam acara Peran Keikutsertaan Kaum Milenial pada Panggung Politik dan Ekonomi Kreatif dalam Mengawal Demokrasi.
Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih atau yang akrab disapa Demer memberikan pendidikan politik kepada para mahasiswa dan kaum milenial. Mereka dianggap memiliki peran penting dan strategis di panggung politik dan ekonomi kreatif dalam mengawal demokrasi serta menyukseskan pemilu tahun 2024.
Hal itu disampaikan Demer saat berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Udayana dalam diskusi pesta demokrasi.
Demer juga menyinggung soal pilkada serentak tahun 2024. Menurutnya, ajang Pilkada serentak haruslah menjadi ajang tarung ide serta gagasan para kandidat dalam membangun ekonomi sehingga berujung pada kesejahteraan rakyat. Sebab sekarang ini, tantangannya adalah perang ekonomi. (Dede)