Terasmedia.co JAKARTA – Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) DIY bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta wilayah Jakarta menggelar Lokakarya 7 Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Tidak tanggung-tanggung lokakarya PGP diikuti sebanyak 172 Calon Guru Penggerak dari Jakarta Timur di Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Selasa (20/12).
“Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid,”kata Penjab PGP BBGP DIY Yuliawanto kepada wartawan, Selasa (22/12)
Baca juga : KACAU…!Oknum Wartawan Bekasi Akan Dipolisikan Advokat
Adapun lokakarya yang diikuti Guru Penggerak, sambungnya, merupakan tindaklanjut yang sebelumnya mereka ikuti pelatihan selama 6 bulan. Untuk kali ini yakni episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) bersama seluruh BBGP/BGP semua provinsi di Indonesia.
“Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) adalah program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui pelatihan dan kegiatan kolektif guru. Program ini memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan sekolahnya masing-masing,”bebernya.
Untuk itu, lanjutnya guna meningkatkan kualitas guru penggerak harus melalui
proses pendidikan di sekolah yang akan menggerakkan seluruh ekosistem sekolah untuk mendukung proses dan hasil belajar murid.
Termasuk lanjutnya, hasil belajar murid tidak hanya dimaknai dengan nilai-nilai, tapi juga pada karakter dan sikap murid yang tertuang dalam profil pelajar Pancasila. PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi, belajar melalui tatap muka dan belajar mandiri selama 6 bulan.
“Kegiatan PGP dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan pendampingan individu,” paparnya.
Yuliawanto menambahkan, untuk proporsi kegiatan, terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan Pengajar Praktik. Pada PGP Angkatan 5 ini, BBGP DIY mendapatkan tugas untuk melaksanakan PGP 7 kabupaten/kota yang berada di wilayah provinsi DIY dan DKI Jakarta dengan total sasaran 698 orang
” Sasaran kabupaten/kota dapat di rinci sebagai berikut, Kota Yogyakarta : 50 orang, Kabupaten Kulon Progo : 75 orang, Kota Jakarta Pusat : 64 orang, Kota Jakarta Barat : 96 orang, Kota Jakarta Timur : 172 orang, Kota Jakarta Selatan : 142 orang dan Kota Jakarta Utara : 99 orang,”pungkasnya. (Deni)