Jakarta – LSPR bersama KJRI Chicago bekerjasama menyelenggarakan sharing session secara hybrid, mengambil topik Public Relations & Diplomacy di KJRI Chicago, dengan tuan rumah Konsul Jenderal RI di Chicago, Listyowati, pada Selasa, 17 Oktober 2023, pukul 15.00 waktu setempat.
Acara ini juga dihadiri secara hybrid dan langsung oleh peserta KJRI Chicago, KJRI San Francisco, KJRI Houston, dan KJRI New York, perwakilan mahasiswa, tokoh masyarakat, dan diaspora Indonesia di wilayah kerja KJRI Chicago.
Hadir sebagai narasumber, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA., MCIPR., APR., FIPR, selaku Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business.
Menurut Prita, kegiatan tersebut untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam diplomasi modern melalui aspek Public Relations sebagai salah satu cara yang penting dan relevan.
“Public Relations berperan penting dalam mempengaruhi persepsi, membangun hubungan antar budaya, dan menciptakan kesempatan untuk dialog konstruktif pada tingkat internasional,” ujar Prita dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Kamis (19/10/2023).
Prita Kemal Gani menyampaikan mengenai peran Public Relations, setiap warga negara Indonesia berperan sebagai Public Relations Indonesia.
“Layaknya Diplomat dan Duta Besar Indonesia yang menjaga reputasi Indonesia dengan baik. Jika reputasi Indonesia terbentuk dengan baik, maka akan memberikan dampak positif, salah satunya, peningkatan pariwisata, peningkatan jumlah ekspor, Investasi, penerimaan warga negara Indonesia di seluruh dunia,” terangnya.
Dalam paparannya, Prita menjelaskan Tujuh Startegi untuk meningkatkan reputasi suatu bangsa.
Pertama, Figur kepemimpinan – Pemimpin suatu negara memiliki 44% dari reputasi negara, yang menjadikan pernyataan bahwa seorang Pemimpin terpilih dengan terpercaya.
Kedua, Melalui olahraga (sport) yaitu branding atlet nya, Indonesia terkenal selalu juara dalam badminton, suatu negata apabila dapat menghasilkan banyak atlet atlet terbaik sekelas championship Dunia, menandakan bahwa negara tersebut kuat (tinggi endurance) juga mempunyai disiplin yang baik, kualitas hidup yang baik, serta memiliki daya saing (competitiveness) yang tinggi.
Ketiga, Pariwisata
Keempat, Budaya. Diplomasi budaya yang paling mudah untuk dapat disebarkan ke seluruh negara adalah melalui film karena sebagai seorang PR kita harus dapat memberikan gambaran, narasi, lokasi dan tokoh dalam film yang di sesuaikan dengan pesan yang ingin di sampaikan. Aktor, Artis, Youtuber – Melalui perwakilan influencer ini lah yang dapat memberikan kesan dan warna dari negara untuk dapat direpresentasikan ke khalayak luas.
Kelima, Diplomasi Kuliner – Makanan yang dikonsumsi sehari-hari juga dapat menjadi citra bangsa yang membanggakan karena dapat membangun hubungan dan promosi wisata lebih bervariasi dalam menjalankan diplomasi
Keenam, Pendidikan – Dengan memberikan pendidikan yang berkualitas, berstandar internasional untuk masyarakat, dapat menghasilkan lulusan yang kompetitif di dunia yang dapat membanggakan Indonesia.
Ketujuh, Keamanan & Situasi Publik – Cara tanggap suatu negara mengatasi suatu isu keamanan negara, menjadikan citra bahwa negara tersebut dapat menjaga masyarakat nya dalam perdamaian.
Mengutip Hassan Wirajuda (Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2001 hingga tahun 2009) menyatakan bahwa Public Relations dan Diplomat memiliki tanggung jawab dan peran yang sama, yaitu untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi.
Berdasarkan data dari Linkedin, Indonesia memiliki jumlah praktisi Public Relations sebanyak 251.000. Sebanyak 210 Kampus di Indonesia memiliki Fakultas Komunikasi dengan major Public Relations. Setiap tahunnya, ada 10.000 lulusan Public Relations.
Ibu Konjen RI di Chicago, Listyowati menyampaikan apresiasi kepada LSPR. Baginya Public relations berperan strategis dengan menghadapi tantangan saat ini. Sehingga PR lekat dengan dunia diplomasi, bagaimana PR berperan membangun hubungan dengan pihak lain.
“Dulunya lebih dikenal membangun citra, namun sekarang peran PR lebih strategis lagi,” terang Listyowati.
“Kita sendiri mengenal adanya public diplomacy untuk bisa bagaimana mempengaruhi atau diplomacy public menjadi soft power atau berusaha mendekati hubungan negara pihak lain. Tema kali ini yg akan di bagikan Ibu Prita memberikan manfaat dan wawasan,” tambahnya.
Mengutip dari buku biografi Ibu Prita, 30 tahun sebagai pendidik, bahwa ilmu pengetahuan investasi paling berharga. Public relations and diplomacy yang saling mendukung.
“Beruntung sekali dapat berinteraksi secara fisik atau melalui zoom. Kami mengucapkan selamat atas ibu Prita atas capaian beliau sebagai tokoh pendidik dan pemimpin di LSPR,” jelas Listyowati.
Acara berjalan dengan lancar dan peserta aktif berpartisipasi. Konsul Jenderal RI di Houston, Andre Omer Siregar turut mengapresiasi dengan paparan Prita. Sementara itu, Konsul Jenderal RI di San Francisco, Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa materi ini sangat diperlukan untuk penguatan kembali diplomasi ditengah disrupsi teknologi. (LSPR/Yud)