Saat ditemui tagar di lokasi, salah seorang penjaga Masjid Baitul Asryi Busro 69 tahun membenarkan bahwa tak ada yang mengetahui persis kapan bangunan tua tersebut berdiri. Bahkan sejak dirinya lahir bangunan itu sudah ada sejak lama. Menurut Busro di Pasir Angin sendiri tak ada satu orang pun yang bisa menjelaskan kapan bangunan ini berdirinya. “Saya lahir tahun1949 Masjid ini sudah ada, belum ada yang bisa jelasin sampai sekarang.”ucap pria berpeci tersebut.
Dikatakan Busro Masjid yang ada sekarang, dari cerita orang tua dulu, katanya peninggalan dari Syeh Karan yang Makam keramatnya berada di Paku Aji. Beliau merupakan orang pertama yang ada di Gunung Karang. Tak hanya itu, Syeh Karan juga salah satu ulama besar pada masa kesultanan, Kabarnya Masjid ini tertua di Banten. Bisa dilihat dari bangunan-bangunan kuno yang ada di sini.
“Syeh Karan itu, leluhur di sini, jadi warga di Gunung Karang mengetahuinya beliau salah satu tokoh yang menggerakan masyarakat Banten untuk melawan Belanda.”tutur Busro sambil menujuk ke arah Kampung Paku Aji.
Busro menjelaskan seandainya ingin mengetahui kapan pasti Masjid Kuno tersebut dibangun, mungkin bisa menanyakan pada ulama-ulama sepuh di Banten. Dia mengakui bahwa ilmunya masih terbatas. “Para ulama di Banten, sering berkunjung setiap tahunnya, terkadang datang pada bulan tertentu seperti menjelang Ramadhan. Bahkan ada juga yang berasal dari luar daerah hanya untuk sekedar shalat dan berziarah.”terangnya.
Konon katanya, untuk pengambilan nama “Baitul Asryi” sendiri diambil dari bahasa Arab yang berarti tempat beribadah di puncak. Hal ini tentu sama dengan posisi yang terjadi pada Masjid Kuno di Kampung Pasir Angin. Dimana lokasinya terletak di puncak gunung diantara wilayah lain yang ada di Pandeglang. Dulu pas tahun 1945 pernah mengalami kejadian aneh, pada saat warga akan merehab bagian tiang dan papan-papan di dekat tempat duduk imam untuk diganti oleh kayu baru dari hutan. Entah ada kekuatan apa, tiba-tiba besi linggis untuk mencungkil papan tersebut tumpul bahkan patah tak bisa digunakan. Dari peristiwa tersebut, warga meyakini bahwa Masjid itu merupakan keramat dan harus dilestarikan keberadaanya.