Sementara untuk makam Syeh Karan sendiri kurang lebih satu kilometer dari Masjid tersebut. Saat ini, makam Syeh Karan salah satu tempat keramat yang sering didatangi oleh para penziarah kubur dari berbagai kota.
“Ada dua makam di sini, Syeh Karan dan Syeh Rako. Dua-duanya ramai dikunjungi oleh penziarah. Tapi di hari-hari tertentu.”pungkas Busro.
Busro mengungkapkan bahwa Syeh Karan dulunya memang salah satu pendiri pesantren tertua di Banten. Warga di Pasir Angin meyakini bahwa Syeh Karan merupakan Waliyullah yang memang diutus allah untuk menyebarkan ajaran islam pada masa kolonial Belanda.
Dulunya memang, setiap menyebarkan ajaran agama islam itu sambil berdakwah kepada para santri maupun warga setempat. Tak hanya itu, lewat kegitan lain seperti perkawinan dan politik juga memang dianjurkan.
Untuk diketahui saat ini, Bangunan depan Masjid telah ditambah bangunan permanen oleh warga tanpa mengubah bangunan aslinya. Tanpak terlihat tulisan pelang cagar budaya di depan Masjid yang dipasang oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Keteangan foto 4 : Kondisi bangunan terlihat dari samping, Masjid terbuat dari kayu yang kondisinya masih kokoh berdiri, Selasa (19/7)