Teraedia.co Jakarta – Masalah penipuan kembali terjadi di aplikasi pemesanan dan belanja online. Sudah banyak korban yang berjatuhan. Modusnya beragam. Siapapun bisa kena baik penjual, pembeli ataupun kurir ojek online (ojol) dari aplikasi belanja online.
Dan baru-baru ini kembali terjadi penipuan yang dialami oleh Berlay, driver aplikasi Shopeefood yang mengalami modus “Tikung Paket” pada Minggu, 3 Desember, 2023 di Jakarta.
Driver asal Kapuk, Jakarta Barat ini ditipu oleh seseorang yang mengaku pembeli dan menyuruhnya untuk janji temu di tempat yang berbeda dengan alamat yang tertera di aplikasi.
“Pertama saya mau ambil paket dari toko yang bernama gold**cit** yang beralamat di Teluk permata, Penjaringan, Jakut, terus saya antar tuh paket sesuai alamat di aplikasi namun saat di perjalanan ada yang hubungi saya dan minta paket buru-buru diantar di lokasi berbeda yaitu di depan ITC Roxy Mas”, ujar Berlay dalam kronologinya yang viral di grup whatsapp komunitas kurir dan ojol, Selasa (5/12/2023)
Berlay mengaku percaya sebab seseorang ini tahu persis nama si penerima dan alamat yang dituju. Yakin bahwa orang yang menghubunginya tersebut adalah benar si pembeli, maka Berlay menuju lokasi yang diarahkan oleh orang tersebut.
“Bang paket ya? A.n Sutris**, alamat Bekasi Babelan? Saya spontan jawab, bener bang.. lalu saya kasih paketnya, salahnya saya tidak sempat foto wajahnya dan hanya lingkungan sekitar”, tambah Berlay.
Akhirnya di perjalanan Berlay dihubungi oleh seseorang ternyata penerima asli yang mengatakan belum menerima paket yang diduga berisi handphone tersebut.
Mirip dengan kasus yang dialami Berlay, keesokan harinya pada Senin, 4 Desember 2023, modus “Tikung Paket” ini juga dialami oleh Ryski, driver dari apikasi yang sama tersebut telah menjadi korban penipuan yang mengaku pembeli.
“Saya mendapat orderan paket dari Apartemen di daerah Ancol, tokonya bernama bigb**cell**, diperjalanan saya dihubungi oleh seseorang yang tahu persis data penerima dan saya percaya mengantarnya ke alamat yang diarahkan, paket lalu diterima oleh seorang driver ojol juga dan saya sempat foto wajah dan nomor platnya”, ujar Ryski driver asal Meruya, Jakarta Barat.
Kecurigaan Berlay dan Ryski mengarah pada indikasi permainan si penjual nakal. Sebab hanya penjual yang tahu identitas pribadi si pembeli seperti nama dan alamat yang tertulis di aplikasi. Sudah banyak kesaksian dari driver lain yang hampir menjadi korban dengan kasus yang sama.
“Saya jebak si nomor penipu lewat nomor hp istri saya, ternyata dijawab, kalau saya yang hubungi sudah tidak dibalas-balas, lalu istri saya kirim ss nama tokonya, kok bisa si penipu ini Meng-Iya-kan benar bahwa ini tokonya, dia mengakui dan ini bisa jadi bukti ada dugaan kecurangan dari pihak penjual”, kata Berlay.
Berlay sudah melalukan telepon tatap muka (videocall) terhadap penerima asli dan berjanji sama-sama menghubungi pihak aplikasi Shopee.
Namun harapan agar tidak mendapat kerugian sirna sudah. Pihak Shopee menurut Berlay tetap mewajibkan membayar denda (fraud) sebesar 1,3 juta rupiah bila akun aplikasi ingin tetap aman dan tidak pemutusan mitra. Angka yang termasuk besar tentunya bagi seorang kurir ojol.
Saat ini menurut kabar dari teman-teman Berlay yang sedang mengadvokasi kasusnya, pihak satgas dari Shopee sedang menindaklanjuti adanya dugaan penipuan dari penjual nakal.
Komunitas Shopeefood Garis Keras (SGK) Jabodetabek, Bams mengatakan bahwa setiap driver mesti hati-hati bila mendapati kejadian seperti ini.
Pentingnya untuk tetap mengantar paket ke alamat yang hanya tertulis di aplikasi.
“Harap kalau dapat orderan terutama barang berharga dan bernilai mahal lalu ada pihak yang mengatasnamakan penerima COD di alamat berbeda, lebih baik diabaikan saja, tetap antar barang ke titik tujuan, foto wajah si penerima aslinya apabila alamat tidak ketemu lebih baik dibalikin (return)barang ke penjual”, ujar Bams yang memimpin hampir 300 orang anggota di Komunitas SGK Jabodetabek.
Senada dengan Bams, wakil ketua Komunitas SGK yang akrab dipanggil Omnoe ini mengatakan bahwa fokus driver juga penting. Agar kejadian yang sama ke depan dapat terhindari.
“Driver kurir dan ojol mesti istirahat bila capek dan lelah, jangan dipaksakan untuk tetap narik orderan bila keadaan tidak memungkinkan, sebab bila fokus hilang jadi gampang terkena penipuan”, tutup Omnoe. (Oji)