MPR RI Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan, Rektor UM Tapsel: Jangan Ragukan Rasa Kebangsaan Kami

MPR RI Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan, Rektor UM Tapsel: Jangan Ragukan Rasa Kebangsaan Kami I Teras Media

Terasmedia.co Padang Sidempuan – Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) melakukan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kampus Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel), Selasa (7/3). Empat pilar yang dimaksud yang gencar disosialisasikan oleh lembaga permusyawaratan negara tersebut adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Acara yang dilaksanakan di ruang seminar tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa dan dosen dan dihadiri langsung oleh Rektor UM Tapsel Muhammad Darwis, M.Pd. Sebagai narasumber adalah Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Dr. Ir. Ongku P. Hasibuan, M.M., dan sebagai narasumber kedua dari kalangan akademik yaitu dosen Fakultas Hukum Bandaharo Saifuddin, SH., MH.

Baca juga : Walikota Lihat Kondisi Aset Milik Pemkot Tanjung Balai

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya Rektor UM Tapsel Muhammad Darwis mengatakan narasumber yang merupakan anggota MPR RI bukanlah orang baru, setidaknya bagi masyarakat Tapanuli Selatan dan Padangsidempuan. “Bapak Ongku ini bukanlah orang yang tiba-tiba datang, akan tetapi beliau yang dulunya pernah menjadi Bupati Tapanuli Selatan dikenal sebagai pelopor. Karena beliau dikenal sebelum orang lain berbuat, dia sudah lebih dulu berbuat, jadi selangkah didepan”, ucapnya.

Mengenai empat pilar yang menjadi tema acara, Darwis menyampaikan bahwa nilai-nilai yang terkandung didalamnya selalu ditanamkan oleh persyarikatan Muhammadiyah dan juga amal usaha melalui pengajaran dan juga kegiatan lainnya. “Bagi Muhammadiyah dan juga UM Tapsel, empat pilar yang dimaksudkan sepertinya sudah mendarah daging, jangan diragukan lagi. Makanya nilai-nilai kebangsaan seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya pada setiap kegiatan, ataupun penelitian untuk kepentingan bangsa selalu dilakukan oleh UM Tapsel “, jelasnya.

Sementara Ongku P. Hasibuan dalam pemaparan materi sosialisasinya menjawab apa yang disampaikan oleh Darwis, bahwa hal tersebut tidak diragukan, namun penyampaian sosialisasi tetap harus dia lakukan karena hal tersebut merupakan tugas yang diamanahkan kepadanya.

Karena menurut Ongku, tidak semua masyarakat bisa memahami makna yang terkandung didalam empat pilar, terutama Pancasila. “Ada yang merasa paling pancasila tapi sikap yang ditunjukkan tidak sesuai dengan pancasila itu sendiri. Ada juga wacana untuk merubah Pancasila jadi Trisila kemudian menjadi Ekasila, semua itu harusnya tidak boleh terjadi jika kita memegang teguh UUD 1945 sebagai dasar negara kita”, paparnya.

Sedangkan pemaparan materi dari Bandaharo adalah mengenai keadilan, terutama dalam bidang hukum yang saat ini masih jauh dari kata adil. “Misalnya dijalan kita bawa kendaraan, gak pakek helm, ada polisi, ditangkap, diproses dan ternyata kita tidak bawa surat, akhirnya kendaraan kita ditahan. Tapi, tidaka jauh dari kita, dari kita, ada yang kasusnya sama, diperiksa tiba-tiba di lepas, karena perempuan lah, satu keluarga lah dan sebagainya, itu hanya contoh kecil”, ujarnya.

Untuk itu kata Bandaharo sebagai mahasiswa yang masih idealis, masih risih dengan ketidakbenaran harus mampu melawan ketidakadilan yang kita lihat di sekitar kita. “Misalnya ketika ditilang, ternyata polisi berlaku tidak adil, maka kita harus berani berontak, bukan saya mengajari melawan polisi, itupun harus dengan kemampuan dan keilmuan terutama tentang hukum”, tegasnya. (Hendro)

Ikuti kami di Google News

Pos terkait