Politik Tajam Jelang Pemilu, Presiden Perlu Konsolidasi Ulang Kabinet

Politik Tajam Jelang Pemilu, Presiden Perlu Konsolidasi Ulang Kabinet I Teras Media
Keterangan foto : Presiden Joko Widodo bersama para Menteri Kabinetnya, Kamis (27/4/2023)

Terasmedia.co JAKARTA – Presiden Joko Wdodo perlu segera mengonsolidasikan kembali Kabinet Indonesia Maju seiring dengan dinamika politik yang kian tajam menjelang Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan budayawan Kidung Tirto Suryo Kusumo, Kamis (27//4/2023), saat diminta tanggapannya mengenai deklarasi bakal calon Presiden (capres) oleh sejumlah partai politik dan koalisi parpol.

Hingga saat ini ada tiga nama capres yang telah diumumkan ke publik. Mereka adalah Anies Rasyid Baswedan yang diusung Nasdem-Demokrat-PKS, Prabowo Subianto (Gerindra-PKB), dan Ganjar Pranowo (PDIP).

Bacaan Lainnya

“Melihat dinamika politik yang kian tajam akhir-akhir ini, Presiden perlu segera mengonsolidasikan kembali kabinetnya, terutama yang berasal dari partai koalisi. Ini penting untuk menjaga kinerja pemerintah supaya tetap baik hingga suksesi pemerintahan yang baru,” kata Kidung Tirto.

Konsolidasi tersebut, menurut spiritualis asal Gunung Lawu ini, bertujuan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, termasuk kemungkinan reshuffle kabinet, agar roda pemerintahan berjalan efektif di tengah memanasnya suhu politik menjelang Pemilu.

Dia melihat Presiden Jokowi selama ini selalu berpegang pada falsafah kearifan lokal agar kebijakannya harmonis dengan alam. Oleh karena itu, langkah atau kebijakan yang dibuat Presiden Jokowi harus dipahami dalam rangka menjaga keharmonisan.

“Sesuai budaya Jawa, Jokowi selalu menghitung waton yang bermakna pelan tapi pasti dan weton atau saat yang tepat. Ini tercermin dari kebiasaannya me-reshuffle kabinet setiap hari Rabu pon,” jelas Kidung Tirto.

Sebagai pucuk pimpinan kabinet, Presiden adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap kelancaran roda pemerintahan. Dengan membaca falsafah waton dan weton, Jokowi harus cermat membaca situasi guna menghindari gonjang-ganjing politik.

Sepanjang pemerintahannya sejak tahun 2014, Presiden Jokowi sudah melakukan tujuh kali reshuffle kabinet. Reshuffle kabinet pertama pada Rabu 12 Agustus, resfuffle kedua pada Rabu 27 Juli 2016, dan reshuffle ketiga Rabu 17 Januari 2018.

Selanjutnya, reshuffle keempat pada Rabu 15 Agustus 2018, reshuffle kelima Rabu 23 Desember 2020, reshuffle keenam Rabu 28 April 2021, dan reshuffle ketujuh pada Rabu 15 Juni 2022.

Dalam rangka konsolidasi, Presiden Jokowi berencana bertemu dengan para ketua umum parpol koalisi besar menyusul keputusan PDIP mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Rencana pertemuan itu disampaikan Ketua Umum PAN, Zulkifili Hasan (Zulhas) yang juga Menteri Perdagangan seusai bersilaturahmi dengan Jokowi di Istana Presiden Jakarta, Rabu (26/4).

Sebelum itu, kata Zulhas, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bakal menggelar pertemuan pada Kamis (27/4) di kediaman Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Selain Zulhas, sejauh ini sudah ada beberapa ketum parpol koalisi yang telah bertemu dengan Presiden Jokowi dalam rangka Lebaran, antara lain Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Ikuti kami di Google News

Pos terkait