Rembuk Stunting 24 Lokus Penurunan Stunting 2025 Telah Ditetapkan

Rembuk Stunting 24 Lokus Penurunan Stunting 2025 Telah Ditetapkan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menetapkan 24 lokasi khusus (lokus) penurunan angka kasus stunting di Kabupaten Tangerang pada 2025.

Terasmedia.co, TANGERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menetapkan 24 lokasi khusus (lokus) penurunan angka kasus stunting di Kabupaten Tangerang pada 2025. Lokus tersebut dinilai perlu intervensi penanganan stunting di 11 kecamatan.

Penetapan 24 lokus penurunan stunting ditandatangani perangkat daerah terkait yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada acara Rembuk Stunting Tahun 2025 yang bertempat Hotel Yasmin, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Rabu (28/03/2024).

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmizi, mengatakan, kegiatan ini digelar untuk menentukan upaya serta komitmen dalam penanganan dan pencegahan stunting tahun 2025 di Kabupaten Tangerang bersama dengan stakeholder terkait.

Bacaan Lainnya

“Upaya penurunan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara terintegrasi atau terpadu, melalui konvergensi aksi dari semua stakeholder terkait, yang dilakukan dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan stunting” ucapnya.

Hendra mengatakan penyelenggaraan intervensi secara konvergen terus dilakukan perbaikan oleh TPPS, dengan menyelaraskan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkat pemerintahan dan masyarakat.

“Kami terus memastikan program dan kegiatan serta anggaran tepat sasaran, dengan meningkatkan koordinasi-sinergi dan memastikan tepat pada sasaran bagi keluarga dengan resiko stunting. Peningkatan peran, kolaborasi dan keterlibatan para mitra pembangunan juga terus dilakukan,” katanya.

Sementara itu, penguatan Tim Pendamping Keluarga dalam melakukan pendampingan terus dilakukan secara maksimal kepada keluarga beresiko stunting untuk meningkatkan akses terhadap bantuan sosial yang membutuhkan serta peningkatan status gizi remaja putri, ibu hamil dan balita.

“Selain itu, pada balita kami juga terus melakukan penguatan dalam edukasi serta pendampingan terhadap balita gizi kurang untuk mendapat tambahan asupan makanan, pemahaman dalam perbaikan pola asuh, serta pemantauan tumbuh kembang anak,” tuturnya.

Ikuti kami di Google News

Pos terkait