Siswa Miskin di Lebak Berprestasi Saat Wabah Corona

Siswa Miskin di Lebak Berprestasi Saat Wabah Corona

LEBAK – Suasanya sore diantara burung-burung yang berkicau lalu lalang diatas hamparan tanaman hijau padi. Sementara sorotan matahari yang cukup panas menyengat terjadi di Desa Aweh, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Lebak. Belum lagi, situasi yang saat ini telah menjadi musuh bersama yaitu menyebarnya wabah virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Tapi hal tersebut tak menyoal menyurutkan sejengkal semangat dari siswa yang ada di Kabupaten Lebak dalam meraih prestasi.

Semua duka itu menjadi sirna sejenak bagi warga Lebak, ketika mendengar kabar baik diantara isu-isu virus Corona yang sedang menyebar. Dimana ada salah seorang siswa dari SMA 1 Rangkasbitung yang memang berprestasi dengan nilai tinggi dan ia berhak mendapatkan beasiswa gratis selama mengikuti perkuliahan di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta.

Di tengah situasi yang sulit ini, dia menjadi salah satu siswa dari seribu 1000 orang yang beruntung terpilih oleh Kampus UMB Jakarta untuk melanjutkan sekolah di sana sampai lulus Sarjana (S1-red), Padahal, ia terlahir dari keluarga yang tidak berkecukupan dari segi ekonomi.

Bacaan Lainnya

Saat ditemui dikediamanya Desa Aweh, Kecamatan Karanganyar Senin 6 April 2020, Hilda Agustini (17) tahun sedang duduk di rumah panggung milik ibunya. Hilda terlihat lesu sambil menitihkan air mata dan matanya tertuju kepada kedua (2) orang adiknya yang masih sekolah di bangku SD. Tidak bisa dipungkiri saat ini, kondisi ekonomi keluarga Hilda sangat memperhatinkan karena orang tuanya yaitu Sukanah (55) tahun bekerja hanya sebagai buruh tani. Sementara sodara Hilda yang lain bekerja sebagai buruh serabutan.

Hilda yang tinggal di rumah bilik berukuran 36×45 meter yang kondisinya bocor dan kurang layak. Selama Hilda sekolah infomrmasi dari pihak keluarga, dia kerap kali mendapatkan nilai tinggi dan menjadi langganan juara di sekolah. Dampak dari menyebarnya virus Corona atau Covid-19 yang semakin meningkat ke daerah-daerah di Indonesia mengakibatkan Hilda dan kedua adiknya harus mengalihkan belajar di rumah. Hal itu memang sudah sesuai dari kebijakan Gubernur Banten untuk mengalihkan sementara belajar yang tadinya di sekolah agar pindah ke rumah masing-masing.

Sambil mengeluarkan air mata, Hilda bercerita selama bersekolah, dia kerap kali mendapatkan prestasi menjadi juara satu (1) atau dua (2) di tempat sekolah. Saat itu, tak bisa dipungkiri bahwa sebelum menerima beasiswa dari UMB Jakarta. Hilda sangat berharap bisa melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI) Depok lewat jalur bidik misi.

Sebelum mengikuti bidik misi, kata Hilda, dalam benak pikiranya sempat sempat merasa bimbang karena ada beberapa peluang yang memang melintas di depan mata untuk melanjutkan kuliah di kampus lain. Tapi untuk pembiayaan yang bimbang ini tak ada ada yang menanggung biaya perkuliahanya. Kemudian Hilda merenungi nasibnya dan meminta saran dari para guru yang ada di SMA 1 Rangkasbitung. Selanjutnya para wali murid di sekolah menyarankan agar dia menerima tawaran dari UnivesItas Mercu Buana (UMB) Jakarta.

Ikuti kami di Google News