Tambang Minerba Indonesia Sebagai Juru Kunci Sinergitas Negara

Tambang Minerba Indonesia Sebagai Juru Kunci Sinergitas Negara I Teras Media

Terasmedia.co,  Jakarta | Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru menilai kekayaan cadangan mineral dan batu bara (minerba) yang dimiliki PT Mineral Indonesia (MIND ID), membuat holding BUMN Tambang itu menjadi ‘juru kunci’ kesuksesan hilirisasi di Indonesia.

Karena itu, sinergi dan kolaborasi antar perusahaan tambang di bawah naungan MIND ID harus diimplementasikan lebih optimal, dan fokus pada pengembangan hilirisasi.

Baca Juga : Kalapas Indramayu Gelar Program Seribu Ketupat Di Pesantren Nahdlotul Mubtadiin Al-Islam

Bacaan Lainnya

“Hal itu penting, sebab ada berbagai hal penting yang menjadi target kita sebagai bangsa apabila hilirisasi ini sukses, seperti terbangunnya ekosistem kendaraan listrik serta transisi energi,” ujar pria yang kerap disapa Gus Falah tersebut dalam keterangan kepada media, Kamis (20/4/2023).

Berdasarkan laporan kinerja keuangan tahun 2022 yang dirilis MIND ID, tampak kekayaan yang dimiliki MIND ID itu sangat besar.

Ini Juga : Kalapas Cirebon Ikuti Shalat Gerhana Matahari, Simak Penjelasannya

Salah satu perusahaan dibawah MIND ID, PT Aneka Tambang (Antam) misalnya, memiliki cadangan bijih nikel hingga 382 juta wmt.

Sedangkan di segmen batu bara, ada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang memiliki reserves mencapai 3,1 miliar ton, sedangkan yang belum terbukti mencapai 5,9 miliar ton.

“Data-data tersebut menunjukkan betapa MIND ID memainkan peran sebagai ‘juru kunci’ bagi kesuksesan hilirisasi industri Pertambangan di negeri ini, khususnya dalam memperlancar pasokan,” tambah Anggota DPR Dapil Jatim X itu.

Baca Ini : SIKAT, Plh Dirjen Minerba Akan Dijemput Paksa KPK

Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, sebagai holding BUMN tambang di Indonesia, MIND ID berperan penting sebagai pemegang ‘tongkat komando’ dalam pengelolaan aset-aset tambang milik negara.

Karena itu, MIND ID berperan penting dalam menjaga cadangan minerba agar bisa mendatangkan nilai tambah bagi negara. (Deni)

Ikuti kami di Google News

Pos terkait