Terasmedia.co MUARA TEWEH – Warga sejumlah desa di Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mendesak pemerintah daerah menepati janjinya untuk memperbaiki jalan lintas yang terbengkalai setelah dibangun oleh Perusda Batara Membangun.
Janji pemda itu sesuai hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi III DPRD Barito Utara dengan Perusda Batara Membangun dan PT Medco Energy pada 18 Juli 2023. RDP juga dihadiri oleh Bupati saat itu H. Nadalsyah, Camat Lahei, serta Kepala Desa Muara Inu dan Muara Pari.
Kades Muara Inu Hernedi mengatakan sejak RDP terakhir di kantor DPRD tersebut, jalan lintas yang dibangun dan dikelola oleh Perusda Batara Membangun itu tidak kunjung diperbaiki oleh pemda ataupun pihak terkait.
“Sudah satu tahun kami menunggu sejak RDP tetapi belum ada tindak lanjut dari pemkab. Saat ini kondisi jalan itu rusak berat, banyak ruas dan jembatan putus sehingga tidak dapat dilalui sama sekali,” ungkapnya saat dihubungi media, Selasa (30/7/2024).
Hernedi mengatakan jalan yang sering disebut Jalan Perusda itu menjadi penghubung satu-satunya bagi warga yang tinggal di tujuh desa di sepanjang aliran Sungai Lahei.
Saat mulai dibangun pada tahun 2017, tuturnya, pihak Perusda meminta warga menghibahkan tanahnya untuk pembukaan jalan itu. Dia mengatakan warga setuju asalkan jalan itu dirawat dan diperbaiki sehingga bisa bermanfaat bagi warga.
Namun setelah dibangun, jalan sepanjang 50 km itu yang dahulunya hutan itu tidak dirawat dan terkesan dibiarkan begitu saja.
Hal senada diungkapkan oleh Kades Muara Pari Mukti Ali saat dihubungi terpisah. Menurut dia, jalan lintas tersebut hingga kini belum juga diperbaiki pemda atau Perusda sejak RDP terakhir di DPRD Barito Utara setahun lalu.
Padahal, lanjut Mukti, sesuai dengan kesepakatan, dua minggu setelah RDP alat beras seharusnya sudah siap di lokasi tetapi hingga saat ini tidak ada aktivitas. Pernah ada perbaikan jalan desa di Muara Pari, namun itu hanya alakadarnya dan tidak dilanjutkan.
“Jalan itu sudah tidak bisa dilalui sama sekali oleh kendaraan bermotor karena rusak parah dan banyak jembatan putus, hanya bisa dilalui dengan jalan kaki. Jalur induk dari Kecamatan sampai ke Karendan juga rusak,” ujarnya.
Mukti mengatakan warga meminta pemda ataupun Perusda menepati janjinya untuk segera memperbaiki jalan itu agar layak dilalui.
“Warga telah berkorban menghibahkan tanahnya tanpa ganti rugi untuk membuka jalan itu. Apabila jalan itu ditelantarkan, warga bisa saja meminta kembali tanah mereka, tetapi bukan itu yang kita inginkan melainkan jalan itu dapat dimanfaatkan warga,” ungkapnya.
Mengenai sumber dan besaran dana untuk pembangunan jalan, baik Hernedi maupun Mukti Ali mengaku tidak tahu. Mereka mendengar bahwa ada sejumlah pihak yang membantu pembangunan jalan, antara lain PT Medco Energy.
Terkait hal ini, Perusda Batara Membangun telah berjanji akan menyerahkan laporan keuangan terkait bantuan PT Medco untuk pembukaan jalan tersebut. Namun janji kepada DPRD Barito Utara itu tidak jelas kelanjutannya.
“Kami di DPRD binggung juga. Sementara saat ini masyarakat dari sejumlah desa yang sudah menghibahkan tanahnya ramai-ramai ingin membatalkan hibah. Karena baru tahu jika pembukaan jalan itu justru untuk pemasangan pipa kondensat,” kata Anggota DPRD Barito Utara H. Tajeri pada 4 juli 2023.
Dia menyebut, janji menyerahkan laporan keuangan terkait bantuan tidak saja oleh Perusda Batara Membangun. PT Medco pun diminta melaporkan bantuannya yang diserahkan langsung ke Perusda Batara Membangun.