Terasmedia.co JAKARTA – Analis Politik Torus Indonesia, Zulfiqar Abdul Rahman mendorong Presiden RI, Prabowo Subianto untuk bersikap tegas menyusul gaduhnya ‘Nepotisme Terbesar di KLHK RI’.
“Ya, dalam suatu pemberitaan disebut telah terjadi tindakan nepotisme dan kolusi terbesar di kementerian kehutanan. Kegaduhan ini tentu buruk bagi rekam jejak pemerintahan Prabowo Subianto nantinya, sehingga tindakan tegas sebaiknya dilakukan segera,” kata Zul dalam pesan singkat, Jumat (21/3/2025)
Di sisi lain, Zul juga mengapresiasi penjelasan resmi KLHK mengenai Operation Management Office (OMO) Indonesia’s FOLU (Forestry and Other Land Use) Net Sink 2030 yang disebut publik melibatkan 11 kader PSI.
Namun, kata Zul, itu dirasa kurang cukup karena tak menjelaskan kedudukan OMO Indonesia’s FOLU di KLHK.
“Agar tak bias karena faktanya publik menganggap pelibatan sejumlah orang di OMO Indonesia’s FOLU saat ini sebagai nepotisme di KLHK RI,” kata Zul.
Sebagaimana telah menjadi pemberitaan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memasukkan sejumlah kader Partai Solidaritas Indonesia atau PSI dalam tim pengurus Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030. Hal tersebut termaktub dalam naskah Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 32 Tahun 2025 yang beredar di media sosial.
Sejumlah kader PSI yang masuk dalam kepengurusan itu di antaranya Andy Budiman sebagai dewan penasihat ahli, Endika Fitra Wijaya sebagai staf kesekretariatan bidang pengelolaan hutan lestari. Kemudian, nama Sigit Widodo tercantum dalam daftar anggota bidang peningkatan cadangan karbon, Furqan Amini Chaniago sebagai anggota bidang konservasi, dan Suci Mayang Sari sebagai anggota bidang penegakan hukum dan peningkatan kapasitas. Sementara itu, Raja Juli sendiri menjabat sebagai penanggung jawab atau pengarah FOLU Net Sink 2030.
Tindakan Raja Juli bisa Tampar Wajah Jokowi
Zul menjelaskan, bagaimanapun PSI memiliki relasi kesan publik kepada mantan Presiden Jokowi, “Karena partai ini diketahui publik dipimpin oleh Kaesang Pangarep putra Jokowi,”.
Sementara itu, kata Zul, “Jokowi sendiri saat ini belum bersih dari kesan cawe-cawe”.